Senin, 18 Oktober 2010

IDEALISME TINDAKAN GURU TERHADAP MURID DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR

IDEALISME TINDAKAN GURU
TERHADAP MURID DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR

I. PENDAHULUAN
Membicarakan tentang guru ibarat mengurut benang kusut, darimana dimulai dan pada titik mana berakhir. Jawaban atas pertanyaan tersebut juga tergantung pada sudut pandang mana yang digunakan dalam melihat guru.
Guru memegang peranan strategis dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan keperibadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut, peranan guru sulit digantikan oleh yang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan guru dalam proses pembelajaran masih tetap dominan walaupun ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin berkembang pesat.
Selain itu juga, guru harus mempunyai idelisme tindakan-tindakan. Baik dalam kehidupan di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat. Hal ini dimaksud untuk dapat memberikan nilai yang pasti terhadap guru dari berbagai dimensi. Salah satu idealisme tindakan yang dimiliki seorang guru adalah dalam proses belajar mengajar, dimana guru disini dituntut untuk bisa memberikan yang terbaik terahadap siswa demi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dalam makalah ini akan mencoba memberikan sebuah gambaran bagaimana idealisme tindakan yang harus dimilki oleh seorang guru terhadap murid khususnya dalam proses belajar mengajar. Mulai dari pengertian idealisme yang dimaksud dan tindakan-tindakan yang secara ideal mesti dilakukan oleh guru terhadap murid dalam proses belajar mengajar.





II. PEMBAHASAN
A. Pengertian judul
Idealisme yang dimaksud ialah sikap mau menyokong suatu rencana atau program yang belum ada sebelumnya. Tindakan ialah sesuatu yang dilakukan, Perbuatan. Jadi yang dimaksud dalam judul tersebut ialah bahwa guru dalam proses belajar mengajar mempunyai idelaisme tindakan terhadap murid, tindakan yang ideal yang sekiranya dapat membantu proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan membantu tujuan yang akan dicapai.

B. Idealisme Tindakan Guru Terhadap Murid Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang besar terhadap muridnya. Hal ini demi terciptanya tujuan pendidikan. Maka dari itu idealisme tindakan perlu ditanamkan dalam diri guru tersebut.
1. Pentingnya hubungan guru dengan murid
Harus disadari bahwa mengajar dan belajar mempunyai fungsi yang berbeda, proses yang tidak sama dan terpisah. Perbedaan antara mengajar dan belajar bukan hanya disebabkan karena mengajar dilakukan oleh seorang guru sedangkan proses belajar berlangsung di dalamnya. Bila proses belajar mengajar secara efektif, itu berarti telah terbina suatu hubungan yang unik antara guru dan murid, prose situ sendiri adalah mata rantai yang menghubungkan antara guru dan murid.
Kualitas hubungan guru dan murid adalah penting bila guru ingin menjadi efektif dalam mengajarkan apapun, mata pelajaran apapun, isi bidang studi apapun, keterampilan apapun, nilai atau norma apapun, bahkan kepercayaan atau agama apapun, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, adan yang lain, semua dapat dibuat menarik dan mengasikan anak-anak apabila diberikan oleh guru yang telah mempelajari bagaimana menciptakan hubungan yang saling menghargai antara guru dan murid.

2. Sikap guru terhadap murid
Akhlak guru yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas menghadapi para siswa telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Ibnu Jama’ah misalnya menyebutkan bahwa seorang guru dalam meghadapi muridnya hendaknya: bertujuan mengharapkan keridhaan Allah SWT, menyebarkan ilmu dan menghidupkan syariat islam, memiliki niat yang baik, menyukai ilmu dan mengamalkannya, menghormati keperibadian para pelajarnya, memberikan peluang pelajaran yang mencerdaskan dan keunggulan, memberikan pemahaman menurut kadar kemampuan murid, dan lain sebagainya.
Sementara itu al-Imam Muhyidin Yahya bin Syarf al-Nawawi, menambahkan bahwa guru dalam bersikap dibarengi dengan senantiasa menunjukan kebaikan kepada dirinya dan putera-puterinya dengan bersikap lembut, sungguh-sungguh memperbaiki budi pekertinya, bersikap sabar dalam menghadapi cobaan dan perlakuan yang kurang menyenangkan dari murid-muridnya. Ibnu Kaldum juga menyebutkan bahwa guru jangan lah bersikap keras tewrhadap muridnya, Imam Al-Ghazali menyebutkan diantaranya ialah bahwa guru harus mencegah murid dari akhlak yang buruk, memberikan pelajaran yang pantas dengan usianya, berbicara sesuai dengan kadar akal muridnya.

3. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru terhadap anak didik
Oleh sebagaian anak, guru dipandang sebgai seorang yang dapat membantu untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, guru mesti tahu bagaiman membuat anak menjadi mandiri dan membantunya tumbuh menjadi dewasa. Bukan hanya memberikan pelajaran tetapi lebih dari itu. Ia memberikan gagasan-gagasan baru dan menjelaskannya kepada siswa. Ia mampu menjadikan kelas sebagai lingkungan yang menyenangkan bukannya sepewrti penjara.
Guru dinilai sebagai tokoh yang dapat membawa anak didiknya memasuki masa depan. Guru yang baik mampu membimbing dengan cara yang tepat unt8uk mencapai tujuan. Guru yang baik juga mamapu merangsang siswanya untuk belajar, bukan hanya menyajikan sesuatu yang kurang menarik dan biasa-biasa saja. Guru mesti cakap secara akademiik.
Dari uraian tersebut dapt di tarik benaNg merah bahwa cirri-ciri guru yang baik diantaranya ialah: bersahabat, mencintaisiswanya, memperlakukan siswa sama, mencintai pekerjaanya, dapat menerangkan pelajaran dengan jelas, cakap secara akademik, tidak terlalu kaku, menjadi teladan bagi siswanya, membantu anak untuk maju dan berkembang dan mampu mengantarkan anak untk memasuki masa depan.
Djamarah dalam bukunya “ Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif” menggambarkan bahwa : Guru adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan, makhluk serba biasa, atau dengan julukan yang lain seperti artis, kawan, warga Negara yang baik, pembangun manusia, pioneer, terpercaya, dan sebagainya”.
Guru yang professional adalah guru yang siap untuk memberikan bimbingan nurani dan akhlak yang tinggi kepada muridnya. Karena pendidikan dana bimbingan yang diberikan bersumber dari ketulusan hati, maka guru benar-benar siap sebagai spiritual father bagi muridnya. Guru yang ideal sangat meresa gembira bersama dengan muridnya, ia selalu berinteraksi kepada muridnya, ia merasa happy dapat memberikan obat bagi muridnya yang sedang bersedih hati, murung, berkelahi, malas belajar. Guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri murid dalam mencapai cita-citanya. Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar-benar dituntut, seperti hadits Nabi :”Khoirunnaasi anfa’uhum linnaas,” artinya adalah sebaik-baiknya manusia adalah yang paling besar memberikan manfaat bagi orang lain. ( Al Hadits ).


III. KESIMPULAN
Guru merupakan seseorang yang sangat luar biasa. Dalam hal ini terkait dengan tindakan yang mesti dilakukannya. Khususnya saja pada anakdidik dalam proses belajar mengajar yang dituntut untuk senantiasa membimbing dan mendidik anak menjadi manusia yang dewasa dan manusia yang mampu menatap masa depan lebih cerah.
Sudah barang tentu bahwa guru disini menjadi tolak punggung yang pertama yang diberi wewenang dalam lembaga sekolah, guru harus mampu berhubungan baik dengan para muridnya demi terciptas suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Semua itu akan tercipta jika ada hubunga yang terjalin dengan baik antara guru dan murid.














DAFTAR PUSTAKA

Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya, Arkola, 1994.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 2008.

Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, Jakarta: CV.Rajawali,1990.

Basuki, M. Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Groun Offset.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar